![tahapan pertumbuhan dan perkembangan bayi tahapan pertumbuhan dan perkembangan bayi](https://s3.theasianparent.com/tap-assets-prod/wp-content/uploads/sites/24/2016/10/infographic-tap-under-150-2.jpg)
![tahapan pertumbuhan dan perkembangan bayi tahapan pertumbuhan dan perkembangan bayi](https://2.bp.blogspot.com/-_iK9ZU1Dqic/XhvvAfOLvnI/AAAAAAAALmQ/5C1ZcirfPgE7sjjS_hrOTeL2fdp_5ro7wCLcBGAsYHQ/s1600/Tahapan%2BPertumbuhan%2Bdan%2BPerkembangan%2BAnak%2BUsia.png)
High prevalence of iron deficiency anemia in infants attending a well-baby clinic in northwestern Saudi Arabia. Zakaria M Al Hawsawi, Sami A Al-Rehali, Amani M Mahros. Insidensi defisiensi besi dan anemia defisiensi besi Besi pada Bayi Berusia 0-12 Bulan di Banjarbaru Kalimantan Selatan: studi kohort prospektif. Iron, zinc, vitamin A and selenium status in a cohort of Indonesian infants after adjusting for inflammation using several different approaches. Diana, A., Haszard, J., Purnamasari, D., Nurulazmi, I., Luftimas, D., Rahmania, S., Houghton, L, et al. Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbang). Worldwide prevalence of anaemia, who vitamin and mineral nutrition information system,1993-2005. Iodine de?ciency in pregnancy, infancy and childhood and its consequences for brain development. Maternal dietary zinc supplementation prevents aberrant behaviour in an object recognition task in mice off spring exposed to LPS in early pregnancy. Coyle P, Tran N ,Fung JNT, Summers BL, et al. Factors Affecting Early Childhood Growth and Development: Golden 1000 Days. Growth and developmental delay risk factors among under-five children in an inner-city slum area. Gunardi Hartono, Nugraheni Resyana, Yulman Annisa. Developmental disabilities among children younger than 5 years in 195 countries and territories, 1990-2016: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2016.Lancet Glob Health. Global Research on Developmental Disabilities Collaborators. Rekomendasi yang telah dikeluarkan terkait seng masih terbatas pada pemberian seng sebagai terapi tambahan pada anak dengan diare. Pemberian seng rutin untuk balita sampai saat ini belum menjadi rekomendasi dari WHO. Guna mencegah anemia, WHO merekomendasikan pemberian suplementasi zat besi setiap hari selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun untuk anak 6 bulan hingga 5 tahun. Defisiensi kedua mineral ini akan menyebabkan perkembangan balita terganggu atau tidak optimal. Seng berperan dalam neurotransmiter di area neuron presinaptik dan postsinaptik serta berperan dalam neurogenesis, maturasi dan migrasi neuron dan pembentukan sinapsis otak. Defisiensi zat besi dapat menyebabkan hipomyelinasi, gangguan pertumbuhan, diferensiasi, dan elektrofisiologi neuron, serta perubahan regulasi neurotransmiter di otak. Beberapa faktor dapat memengaruhi perkembangan balita, diantaranya adalah defisiensi seng dan zat besi. Akibatnya, kemampuan belajar tahap pendidikan selanjutnya tidak tercapai secara optimal dan berkaitan dengan penghasilan di masa depan. Gangguan perkembangan pada balita, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan dapat menurunkan produktivitas anak tersebut sampai dewasa. Perkembangan balita, seng, zat besi AbstractĪngka kejadian gangguan perkembangan balita di Indonesia cukup tinggi. Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran & Fakultas Kedokteran Militer, Universitas Pertahanan Indonesia, Sentul Bogorįakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung